Kamis, 01 Desember 2016

MENGENAL DAJJAL DAN TURUNNYA NABI ISA DI AKHIR ZAMAN



MENGENAL DAJJAL DAN TURUNNYA NABI ISA DI AKHIR ZAMAN


عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا تَشَهَّدَ أَحَدُكُمْ فَلْيَسْتَعِذْ بِاللَّهِ مِنْ أَرْبَعٍ يَقُولُ اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ وَمِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ .
Artinya: Dari Abu Hurairah r.a berkata: Rasulullah s.a.w bersabda: Apabila seseorang dari kamu telah membaca tasyahhud, maka bermohonlah perlindungan kepada Allah dari empat perkara dengan berdoa: Ya Allah! Sesungguhnya aku memohon perlindungan kepadaMu dari siksaan Neraka Jahannam, dari siksa Kubur, dari fitnah semasa hidup dan selepas mati serta dari kejahatan fitnah Dajjal. HR. Bukhari-Muslim
Hadis tentang Rasulullah memohon perlindungan kepada Allah tentang empat perkara itu cukup banyak. Sebagian hadis meriwayatkan bahwa Rasulullah senantiasa memohon perlindungan dari empat perkara itu di setiap akhir shalatnya. Aisyah r.a. pun berkata bahwa beliau mendengar Rasulullah s.a.w. senantiasa memohon perlindungan dari fitnah Dajjal ketika dalam shalatnya. Hal ini menunjukkan bahwa masalah fitnah Dajjal tidak kalah mengerikannya dibanding dengan siksa neraka, siksa kubur serta fitnah kehidupan dan kematian. Bahkan, Rasulullah pernah bersabda bahwa sejak Allah s.w.t. menciptakan Nabi Adam a.s. sampai hari kiamat nanti, tidak ada satu ujian pun yang lebih dahsyat daripada fitnah Dajjal. Oleh sebab itu, Rasulullah senantiasa membaca doa itu dan menganjurkan umatnya untuk selalu memohon perlindungan kepada Allah di setiap akhir membaca tasyahud dari empat perkara tersebut.

Pengertian Dajjal
Ibn Manzhûr dalam kitabnya Lisânul ‘Arab mengatakan bahwa dajalad-dujailu-dajjâlatu berarti “minyak cat yang sangat hitam (= tir).” Kata ad-dajlu berarti “tempat minum dari kulit yang telah dilumuri dengan cat (tir) tebal.” Kemudian, kata ad-dâjil berarti “orang yang menipu dan mendusta” dan orang yang suka berdusta disebut dajjâl.
Ada yang mengatakan bahwa kata ad-dajjâl berasal dari kata ad-dajli yang berarti “tutup.” Seorang pendusta disebut dajjâl karena dia menutupi kebenaran dengan kebatilan.
Selanjutnya, kata Dajjal merupakan kata Arab yang lazim digunakan untuk istilah "nabi palsu". Namun, secara syara’ istilah Ad-Dajjal merujuk pada sosok "Penyamar" atau "Pembohong" yang muncul menjelang hari kiamat. Istilahnya adalah Al-Masih Ad-Dajjal ("Al Masih Palsu"). Dalam kata lain, istilah Dajjâl secara syara’ adalah seorang pendusta di akhir zaman yang matanya juling, di keningnya terdapat stempel ‘kafir’ yang dapat dibaca oleh setiap orang beriman, yang berasal dari keturunan yahudi dan tampil sebagai raja yahudi, dan yang membuat fitnah (kerusakan) di muka bumi selain di Mekkah dan Madinah sampai ia mati dibunuh oleh Al-Masih Ibn Maryam.

Asal-usul Dajjal
Dajjal berasal dari keturunan Yahudi. Dia merupakan seorang manusia, bukan jin atau makhluk halus lainnya. Hanya saja, dia termasuk manusia yg ditangguhkan ajalnya (minal munzharin), seperti halnya Nabi Isa a.s. yg diangkat oleh Allah s.w.t. ke atas langit dan ditangguhkan kematiannya sehingga beliau nantinya diturunkan kembali ke atas bumi ini.
Ayah Dajjal merupakan seorang yg tinggi dan gemuk, dan hidungnya seperti Paruh burung. Ibunya juga seorang perempuan yang gemuk. Ada pendapat yang mengatakan bahwa asal keturunan bapaknya adalah seorang Dukun Yahudi yg di kenali dengan "syaqq" dan ibunya dikatakan berasal dari bangsa Jin. Ia hidup di zaman Nabi Sulaiman a.s. dan mempunyai hubungan dengan makhluk halus. Ia, kemudian, ditangkap dan dimasukkan ke dalam penjara oleh Nabi Sulaiman. Walau begitu, kelahiran dan kehidupan masa kecil Dajjal tidak diketahui dengan jelas.
Dajjal Sudah Ada sejak Nabi Nuh a.s.
Berdasarkan hadis Rasulullah s.a.w., maka dapat diketahui bahwa Dajjal telah ada sejak Nabi Nuh a.s., tetapi Nabi Nuh dan nabi-nabi sebelum Nabi Muhammad s.a.w. belum pernah memberitahukan ciri-ciri fisiknya. Nabi Muhammadlah yang memberikan gambaran tentang Dajjal, sebagaimana sabdanya:
1.      “Sesungguhnya aku memperingatkan kamu tentang Dajjal dan semua para Nabi sebelum ini memperingatkan kaumnya mengenai Dajjal. Nabi Nuh telah memperingatkan kaumnya tentang Dajjal, tetapi aku terangkan kepadamu sesuatu yang belum pernah diterangkan oleh para Nabi sebelum ini kepada kaumnya. Ketahuilah, sesungguhnya Dajjal itu buta sebelah matanya, sedangkan Allah Maha Suci lagi Maha Luhur dan tidak buta.”
2.      Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah s.a.w. bersabda: Perhatian! Aku akan menceritakan kepada kamu tentang Dajjal apa yang belum diceritakan oleh Nabi kepada kaumnya. Sesungguhnya Dajjal itu buta sebelah matanya. Dia akan datang membawa bersamanya seperti surga dan neraka. Surga yang dibawa oleh Dajjal itu sebenarnya adalah neraka. Aku memperingatkan kamu (dalam masalah Dajjal) sebagaimana Nabi Nuh memperingatkan kaumnya.
3.      Dari Anas bin Malik r.a. berkata: Rasulullah s.a.w. bersabda: Tiada seorang Nabi pun yang diutus melainkan dia memberi peringatan (yang menakutkan) kepada umatnya tentang penipu yang buta sebelah matanya. Ketahuilah bahwa Dajjal itu buta sebelah matanya dan Tuhan kamu tidak buta sebelah matanya dan ditulis di antara dua mata Dajjal Kaf Fa dan Ra (Kafir).
4.      Dari Huzaifah r.a. berkata: Rasulullah s.a.w. bersabda: Dajjal adalah orang yang buta matanya sebelah kiri, lebat (panjang) rambutnya serta dia mempunyai surga dan neraka. Nerakanya itu merupakan surga dan surganya merupakan neraka.

Dajjal Berjumlah Tiga Puluh

Dalam beberapa hadis disebutkan bahwa Dajjal itu tidak hanya satu, tetapi berjumlah tiga puluh orang.
1.      Abu Hurairah berkata: Rasulullah s.a.w. bersabda: pada akhir zaman nanti akan datang kepadamu dajjal-dajjal pendusta (dajjâlûn kadzdzâbûn)… HR. Muslim.
2.      Abu Hurairah berkata: Nabi s.a.w. bersabda: “Hari kiamat tidak akan terjadi sehingga 30 dajjal pendusta muncul. Mereka semua menyatakan dirinya sebagai Rasul Allah (kulluhum yaz‘umu annahu rasûlullâh).“ HR. Muslim dan at-Turmudzi.
3.      Abu Hurairah berkata: Rasulullah s.a.w. bersabda: “Hari kiamat tidak akan terjadi sehingga keluar tiga puluh dajjal. Mereka semua mengklaim sebagai rasul Allah.” HR. Abu Dawud.
4.      Abu Hurairah berkata: Rasulullah s.a.w. bersabda: “Hari kiamat tidak akan terjadi sehingga keluar tiga puluh dajjal pendusta. Mereka semua berdusta atas nama Allah dan Rasul-Nya.” HR. Abu Dawud.

Tempat Keluarnya Dajjal

Tempat keluarnya Dajjal dari arah timur, yaitu dari Khurasan, dari kampung Yahudiyyah di kota Ashbahan. Kemudian dia mengembara ke selurah penjuru bumi. Tidak ada satu pun negeri yang tidak dimasukinya kecuali Makkah dan Madinah, karena kedua kota suci ini selalu dijaga oleh malaikat. Dalam hadis Fatimah binti Qais disebutkan bahwa Nabi s.a.w. bersabda mengenai Dajjal yang artinya : Ketahuilah bahwa dia berada di laut Syam atau laut Yaman. Oh tidak, ia akan datang dari arah timur. Apa itu dari arah timur? Apa itu dari arah timur... Dan beliau berisyarat dengan tangannya menunjuk ke arah timur." HR.Muslim.

Di hadis lain Rasulullah bersabda: Dajjal akan keluar dari bumi ini di bagian timur yang bernama Khurasan." HR At-Turmudzi.

Rasulullah juga bersabda: Dajjal akan keluar dari kampung Yahudiyyah kota Ashbahan bersama tujuh puluh ribu orang Ashbahan." HR. Ahmad.

Berdasarkan hadis-hadis itu Ibnu Hajar berkata, "Adapun mengenai tempat dari mana Dajjal keluar, maka secara pasti ia akan keluar dari kawasan timur."

Dajjal Tidak Mampu Memasuki Kota Makkah Dan Madinah
Dalam hadis Fatimah binti Qais Radhiyallahu 'anha disebutkan bahwa Dajjal mengatakan, "Maka saya akan keluar dan mengembara di bumi, dan tiada satu pun tempat kecuali saya masuki selama empat puluh malam kecuali Makkah dan Thaibah (Madinah), karena kedua kota itu diharamkan bagi saya untuk memasukinya. Apabila saya hendak memasuki salah satu dari kedua kota tersebut, saya dihadapi oleh malaikat yang menghunus pedang untuk menghardik saya, dan pada tiap-tiap lorongnya ada malaikat yang menjaganya.” HR.Muslim.

Diriwayatkan pula bahwa Dajjal tidak akan memasuki empat buah masjid, yaitu masjidil Haram, Masjid Madinah. Masjid Thir, dan masjid Al-Aqsho. HR. Ahmad.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Sample text

Sample Text

Sample Text

 
Blogger Templates