BERSYUKURLAH KAUM IBU
Oleh Dimyati Sajari
Sungguh mulia kaum ibu. Mereka mendapatkan kemuliaan
dan kehormatan dari Allah yang tidak akan pernah didapatkan kaum bapak. Mereka
sejak diciptakannya Siti Hawa, isteri Nabi Adam As., telah dijadikan wasilah
atau sarana oleh Allah akan adanya manusia-manusia di atas bumi ini. Sedari
itu, tidak seorang pun lahir ke dunia ini kecuali melalui seorang ibu.
Dipilihnya kaum ibu sebagai wasilah akan adanya
manusia-manusia baru itulah yang membuat kaum ibu mulia dan terhormat, karena semua
yang dijadikan wasilah oleh Allah adalah makhluk-makhluk mulia dan terhormat. Kalau
dibandingkan antara para nabi dan rasul dengan kaum ibu, maka nabi dan rasul
dijadikan Allah mulia dan terhormat disebabkan mereka dijadikan wasilah oleh
Allah untuk memberi petunjuk kepada umat manusia, sementara kaum ibu dijadikan
wasilah oleh Allah akan adanya manusia-manusia baru di muka bumi ini. Dapat
dikatakan bahwa bila tidak ada manusia, maka tidak akan ada nabi dan rasul yang
diberi tugas membimbing manusia, sebab manusianya tidak ada. Dengan demikian,
nabi dan rasul hanya dijadikan wasilah Allah untuk membimbing umat manusia,
tetapi kaum ibu dijadikan wasilah oleh Allah akan adanya umat manusia. Jika
nabi dan rasul menempati posisi kedua setelah Allah dalam hal risalah, maka
kaum ibu menempati posisi nomor dua setelah Sang Pencipta itu sendiri dalam hal
penciptaan umat manusia.
Atas dasar posisinya itu, maka seorang ibu menempati
posisi kedua pula dalam hal pengabdian seorang anak setelah penghambaannya
kepada Allah Yang Mahakuasa (QS 31: 14 dan QS 17: 23). Di dalam sebuah hadis
Rasulullah pernah bersabda bahwa orang yang paling berhak dilayani oleh seorang
anak adalah ibunya. Setelah menyebut ‘ibumu’ tiga kali berturut-turut barulah
Rasulullah menyebut ‘bapakmu’ ((HR Bukhari Muslim).
Oleh sebab itu, selayaknyalah kaum ibu sangat bersyukur
kepada Allah. Mereka telah dijadikan Allah di posisi kedua setelah Allah
sendiri dalam hal penjadian umat manusia dan dalam hal pengabdian seorang anak.
Salah satu bentuk syukur yang selayaknya kaum ibu
lakukan adalah menjaga kesucian rahim. Allah telah menjadikan kaum ibu sebagai
sarana akan adanya manusia-manusia baru dan proses penjadian ini berada di
rahim kaum ibu. Rahim itu suci. Kesucian rahim itu merupakan simbol kesucian
Yang Mahasuci. Bahkan, rahim juga merupakan lambang kasih sayang Yang Maha
Pengasih dan Penyayang. Manusia pun diciptakan dalam bingkai rahim (kasih
sayang) Allah yang secara fisik disimbolkan dengan rahim kaum ibu ini. Dengan demikian,
kaum ibu tidak hanya diberi rahim, tetapi juga dijadikan simbol kasih sayang
suci Ilahi yang tiada batas di atas dunia ini.
Di situlah, kaum ibu sepantasnya bersyukur yang tiada
terkira kepada-Nya dengan cara, di antaranya, senantiasa menjaga kesucian rahimnya
dan senantiasa menjadi simbol kasih sayang suci Ilahi yang tiada batas di atas
bumi ini. Bersyukurlah, ibu. Kaum bapak tidak mungkin mendapatkan kemuliaan dan
kehormatan, sebagaimana yang kaum ibu dapatkan. Mudah-mudahan di “Hari Ibu” ini
kaum ibu semakin bersyukur kepada-Nya. Āmîn. Wa Allâhu a ‘lamu bi ash-shawâb.
Pamulang, 17 Desember 2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar