Selasa, 06 Desember 2016

BERSYUKURLAH KAUM IBU

BERSYUKURLAH KAUM IBU
Oleh Dimyati Sajari
Sungguh mulia kaum ibu. Mereka mendapatkan kemuliaan dan kehormatan dari Allah yang tidak akan pernah didapatkan kaum bapak. Mereka sejak diciptakannya Siti Hawa, isteri Nabi Adam As., telah dijadikan wasilah atau sarana oleh Allah akan adanya manusia-manusia di atas bumi ini. Sedari itu, tidak seorang pun lahir ke dunia ini kecuali melalui seorang ibu.
Dipilihnya kaum ibu sebagai wasilah akan adanya manusia-manusia baru itulah yang membuat kaum ibu mulia dan terhormat, karena semua yang dijadikan wasilah oleh Allah adalah makhluk-makhluk mulia dan terhormat. Kalau dibandingkan antara para nabi dan rasul dengan kaum ibu, maka nabi dan rasul dijadikan Allah mulia dan terhormat disebabkan mereka dijadikan wasilah oleh Allah untuk memberi petunjuk kepada umat manusia, sementara kaum ibu dijadikan wasilah oleh Allah akan adanya manusia-manusia baru di muka bumi ini. Dapat dikatakan bahwa bila tidak ada manusia, maka tidak akan ada nabi dan rasul yang diberi tugas membimbing manusia, sebab manusianya tidak ada. Dengan demikian, nabi dan rasul hanya dijadikan wasilah Allah untuk membimbing umat manusia, tetapi kaum ibu dijadikan wasilah oleh Allah akan adanya umat manusia. Jika nabi dan rasul menempati posisi kedua setelah Allah dalam hal risalah, maka kaum ibu menempati posisi nomor dua setelah Sang Pencipta itu sendiri dalam hal penciptaan  umat manusia.
Atas dasar posisinya itu, maka seorang ibu menempati posisi kedua pula dalam hal pengabdian seorang anak setelah penghambaannya kepada Allah Yang Mahakuasa (QS 31: 14 dan QS 17: 23). Di dalam sebuah hadis Rasulullah pernah bersabda bahwa orang yang paling berhak dilayani oleh seorang anak adalah ibunya. Setelah menyebut ‘ibumu’ tiga kali berturut-turut barulah Rasulullah menyebut ‘bapakmu’ ((HR Bukhari Muslim).
Oleh sebab itu, selayaknyalah kaum ibu sangat bersyukur kepada Allah. Mereka telah dijadikan Allah di posisi kedua setelah Allah sendiri dalam hal penjadian umat manusia dan dalam hal pengabdian seorang anak.
Salah satu bentuk syukur yang selayaknya kaum ibu lakukan adalah menjaga kesucian rahim. Allah telah menjadikan kaum ibu sebagai sarana akan adanya manusia-manusia baru dan proses penjadian ini berada di rahim kaum ibu. Rahim itu suci. Kesucian rahim itu merupakan simbol kesucian Yang Mahasuci. Bahkan, rahim juga merupakan lambang kasih sayang Yang Maha Pengasih dan Penyayang. Manusia pun diciptakan dalam bingkai rahim (kasih sayang) Allah yang secara fisik disimbolkan dengan rahim kaum ibu ini. Dengan demikian, kaum ibu tidak hanya diberi rahim, tetapi juga dijadikan simbol kasih sayang suci Ilahi yang tiada batas di atas dunia ini.
Di situlah, kaum ibu sepantasnya bersyukur yang tiada terkira kepada-Nya dengan cara, di antaranya, senantiasa menjaga kesucian rahimnya dan senantiasa menjadi simbol kasih sayang suci Ilahi yang tiada batas di atas bumi ini. Bersyukurlah, ibu. Kaum bapak tidak mungkin mendapatkan kemuliaan dan kehormatan, sebagaimana yang kaum ibu dapatkan. Mudah-mudahan di “Hari Ibu” ini kaum ibu semakin bersyukur kepada-Nya. Āmîn. Wa Allâhu a ‘lamu bi ash-shawâb.
Pamulang, 17 Desember 2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Sample text

Sample Text

Sample Text

 
Blogger Templates